Een Mardiansi : Juara 1 Lomba Esai Tingkat Pemuda Se-Nasional

Gerakan Muda Cendekia dalam memperingati Hari Ulah Tahun yang ke 3 Menyelenggarakan Essay Competition dengan tema Youth Action : Climate Change Adaptation and Mitigation. Kegiatan ini didukung melalui program Bumi Kita Memanggil dari Save The Children Indonesia.

Selamat untuk Een Mardiansi yang terpilih sebagai juara 1 essay competition dengan judul “PERAN GENERASI MUDA DALAM ADAPTASI DAN MITIGASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI PEDESAAN” adapun isi essay sebagai berikut.

PERAN GENERASI MUDA DALAM ADAPTASI DAN MITIGASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI PEDESAAN

Oleh: Een Mardiansi

Isu perubahan iklim telah menjadi kepentingan nasional, bahkan global. Aksi nyata pengendalian perubahan iklim pun tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Melainkan sudah seharusnya menjadi kewajiban setiap lapisan masyarakat, termasuk dari generasi muda. Kesadaran dan kontribusi generasi muda akan menjadi salah satu faktor terbesar penentu keberhasilan dalam pengendalian perubahan iklim. Generasi muda seperti mahasiwa yang sadar dan cerdas iklim dapat menjadi plopor dan berperan aktif dalam agenda-agenda pengendalian perubahan iklim. Aksi adaptasi dan mitigasi dari berbagai lapisan masyarakat dalam hal pengendalian perubahan iklim dapat sedikit membantu mengurangi masalah yang sedang melanda dunia.

Secara umum perubahan iklim diartikan sebagai kondisi dimana iklim yang ada di bumi ini sedang mengalami proses perubahan. Saat ini bumi kita sedang terpuruk dengan fenomena global, masalah global ini tentunya berasal dari kita sendiri, sering kali kita tidak menyadari bahwa aktivitas yang kita anggap remeh di hari ini ternyata bisa menjadi masalah besar di masa mendatang, bahkan sampai membuat bumi tempat tinggal manusia satu-satunya menjadi “sakit”, ini semua terjadi karena ulah dari manusia. Aktivitas yang menyumbang masalah besar bagi perubahan iklim salah satunya yaitu emisi bahan bakar fosil. Tentunya emisi bahan bakar fosil menjadi salah satu penyebab peningkatan Gas Rumah Kaca (GRK). Dalam hal ini, peran generasi muda menjadi penentu dalam mempercepat transisi dari penggunaan bahan bakar berbasis fosil menjadi energi baru terbarukan (EBT). Laporan yang di publikasikan Badan Meteorologi Dunia (WMO) pada Mei 2022 menyebutkan bahwa peningkatan emisi karbon dioksida selama 2021 menempatkan iklim bumi dalam kondisi yang kian terpuruk. Pada 2021, konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer bumi mencatat rekor tertinggi.

Fenomena global yang sedang dunia rasakan saat ini merupakan perubahan iklim yang sangat serius. Di mana dampak dari perubahan iklim sangat luas pada kehidupan manusia. Beberapa dampak yang terjadi akibat perubahan iklim seperti kenaikan suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia.  Berdasarkan data dari BMKG juga melaporkan hasil pengamatan data suhu udara rata-rata untuk wilayah Indonesia selama 1981-2020. Selama tiga dekade awal mulai tahun 1981 suhu udara normal di indonesia sebesar 26,89oC. Hingga pada tahun 2020 suhu rata-rata bulan April mencapai 27,54oC. Sehingga peningkatan suhu udara rata-rata selama kurang lebih 9 tahun terakhir sebesar 0,64oC. anomali suhu udara Indonesia ini menempati urutan ke empat sepanjang periode tersebut.

Peningkatan suhu udara di Indonesia tidak lain karena suhu permukaan bumi juga mengalami peningkatan. Menurut Nasional Aeronautics and Space Administration (NASA), suhu permukaan bumi pada tahun 2021 telah meningkat 0,85oC di banding suhu rata-rata tahunan selama periode 1951-1980. NASA menyatakan tren peningkatan suhu permukaan bumi disebabkan oleh aktivitas manusia yang meningkatkan polusi karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya ke atmosfer.

Menurut laporan Intergovermnetal Panel on Climate Change (IPCC), pemanasan global juga bisa meningkatkan risiko kekeringan, perubahan pola hujan, hingga peningkatan intensitas cuaca ekstrem. Hal ini tentunya akan memberikan dampak yang sangat buruk untuk pertanian, meningkatnya curah hujan dan cuaca ekstem yang turut berubah-ubah setiap waktu tanpa sesuai dengan prediksi, hingga berbagai bencana hidrometeorologi terjadi secara silih berganti.

Perubahan ini menjadi salah satu yang akan berdampak pada sektor pertanian yang dapat membuat para petani khususnya di pedesaan mengalami kemungkinan besar gagal panen. Perwujudan gerak perubahan iklim akan kian terus berkembang menjadi masalah dan perhatian global. Untuk itu, perlu di imbangi dengan memberikan pemahaman (pengetahuan dan kesadaran) kepada masyarakat khususnya yang berada di pedesaan, untuk bisa mengendalikan setiap akibat dari adanya perubahan iklim. Kita tidak bisa mencegah terjadinya bencana, namun kita bisa melakukan tindakan yang dapat mengurangi dampak dari setiap adanya kejadian alam. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memaparkan sejumlah wilayah cenderung mengalami musim hujan yang lebih lambat dan sebagian lainnya mengalami kemajuan pada musim hujan. Tingginya curah hujan yang luar biasa menyebabkan bencana banjir terjadi dimana-mana. Dan sebagian lainnya mengalami kekeringan karena kemaru panjang. Sebagian wilayah mengalami suhu yang sangat dingin, sebagian lainnya mengalmi cuaca panas berkepanjangan. Dengan kata lain, dunia semakin lama mengalami perubahan iklim, dan mungkin saja proses penuaan bumi tersebut di percepat oleh jumlah kegiatan manusia melakukan aktivitas yang signifikan sehingga merubah bumi dan iklimnya.

Peran aktif generasi muda dalam pengendalian perubahan iklim makin diharapkan saat ini melihat jumlahnya yang sangat besar di negara kita. Saat ini ada sekitar 65 juta orang atau sekitar 28% penduduk Indonesia pada kategori usia 10-24 tahun. Generasi mudalah yang akan menjadi angkatan kerja di era transisi energi menuju net-zero emission pada tahun 2060. Fenomena Perubahan iklim bukan lagi sebuah prediksi, namun sudah menjadi bahaya yang semakin nyata. Dampak perubahan iklim telah nyata di rasakan masyarakat global. Akan tetapi, hanya sedikit masyarakat yang mengetahui informasi perubahan iklim dengan baik khususnya di pedesaan. Selain meningkatnya suhu permukaan bumi dampak perubahan iklim lainnya yang paling serius saat ini adalah dalam sektor kesehatan dan pertanian.

Perubahan iklim yang berkaitan dengan sektor kesehatan menjadi masalah serius. Kesehatan yang dimkasud di sini adalah kesehatan masyarakat menghadapi perubahan iklim dengan kenaikan suhu bumi maupun cuaca ekstrim tentu memancing kerentanan tubuh manusia terhadap serangan berbagai penyakit menular. Dalam perspektif kesehatan masyarakat, adanya penyakit infeksi lama yang muncul kembali ataupun persebaran penyakit infeksi baru merupakan konsekuensi logis dari sebuah proses evolusi alam. Kejadian luar biasa yang terjadi belakangan ini dimana kejadian ini juga menjadi masalah global dan merupakan sebagian dari rangkaian bencana alam, berbagai macam penyakit menular akibat perubahan iklim yang mengejutkan             dunia belakangan ini yaitu kemunculan wabah penyakit corona virus atau Covid-19 yang masih satu keluarga dengan wabah Severe Acute Respiratory (SARS). Penyakit menular ini bergerak sangat cepat hingga menjadi permasalahan global.

Dengan adanya dampak perubahan iklim yang membuat pola hujan hingga intensitas cuaca ekstrim memberikan dampak negatif lain dari perubahan iklim yaitu menimbulkan kerentanan pada sektor pertanian. Kerentanan ini mengakibatkan penurunan pada sektor pertanian. Kerentanan ini mengakibatkan penurunan pada hasil produksi pertanian serta tingkat ketahanan pangan. Dimana proses pertanian sangat bergantung pada kalender musim seperti pola hujan, masa tanam dan masa panen. Berubahnya pola hujan menyebabkan petani kesulitan menentukan masa tanam dan jenis tanaman yang akan ditanam. Kondisi ini semakin parah bilamana serangan hama juga semakin meningkat, sehingga petani mengalami kegagalan panen. Sedangkan kita tahu Indonesia merupakan negara agraris yang sangat bergantung pada sektor pertanian.

Banyak masyarakat pedesaan yang kurang peduli terhadap lingkungan dan menjaga keseimbangan alam. Ketika dampak perubahan iklim masuk dalam pedesaan, masyarakat banyak yang belum mengetahui tentang fenomena perubahan iklim. Padahal, mayoritas kehidupan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi bertumpu pada sumber daya alam. Minimnya informasi tersebut mempengaruhi kesiapan masyarakat menghadapi dampak perubahan iklim yang terjadi. Sehingga masalah terkait iklim baik dalam pertanian, seperti berubahnya musim hujan dan cuaca ekstrim. Masyarakat cenderung bergantung dalam menyelesaikan masalah tersebut.  Rendahnya partisipasi masyarakat terhadap pengendalian perubahan iklim juga tak lebih karena rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap perubahan iklim dan dampaknya, ini menjadi penyebab utama masalah lingkungan. Sehingga perlu adanya pengorganisasian guna membangun partisipasi masyarakat dalam menjaga keseimbangan alam. Saatnya generasi muda menjadi penggerak nyata dalam hal ini, untuk memberikan kontribusi berupa edukasi kepada masyarakat khususnya di pedesaan agar mereka mengetahui mengenai perubahan iklim. Strategi ini di lakukan agar masyarakat pedesaan tak hanya Tangguh terhadap bencana, namun juga Tangguh terhadap perubahan iklim.

Peran Generasi Muda dalam memberikan edukasi kepada masyarakat pedesaan tentang perubahan iklim harus gencar dilakukan, kaum pemuda dapat menjadi steakholder dalam membuat program pemberdayaan untuk menciptakan kesiapan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim. Dan memberikan edukasi kepada masyarakat pedesaan agar meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai dampak perubahn iklim. Dimana dengan adanya peran generasi muda ini diharapkan dapat membentuk partisipasi masyarakat pedesaan dalam menjaga keseimbangan alam.

Linda Elida, Dosen FISIP-USU, menerangkan bahwa demi menjaga bumi yang hanya satu, upaya mitigasi dan adaptasi pada perubahan iklim membutuhkan kerjasama antar berbgai elemen masyarakat. Inisiatif komunitas di level pedesaan dalam mengimplementasikan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim perlu mendapat dukungan. dengan terus menerus membangun kesadaran dan pemberdayaan, serta memberi dukungan dan insentif berupa kebijakan yang pro dan peduli pada komunitas yang telah berkontribusi pada mitigasi dan adaptasi pada perubahan iklim. Mitigasi perubahan iklim pada dasarnya adalah tindakan aktif untuk mencegah atau memperlambat terjadinya perubahan iklim atau pemanasan global dan mengurangi dampak perubahan iklim atau pemanasan global dengan cara menstabilkan konsentrasi volume gas rumah kaca. Upaya kecil yang dapat kita lakukan sehari-hari untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sangat berpengaruh besar bagi pengendalian perubahan iklim. Dalam hal ini peningkatan kesadaran dan pemahaman mengenai upaya mitigasi dan adaptasi harus dimiliki oleh generasi muda khususnya mahasiwa. Ini karena pada masa depan kitalah yang menjadi penentu upaya pengendalian perubahan iklim. Selain itu, jika terjadi krisis iklim yang makin parah maka kita yang paling terkena dampaknya di masa mendatang. Melihat kecenderungan semacam ini tak ada cara lain, saatnya bagi kita secara bersama-sama mengantisipasi perubahan iklim. Salah satunya dengan melakukan mitigasi dan adaptasi bagian dari keseharian kita untuk mendorong iklim perubahan yang lebih baik dan mengerem perubahan iklim, mitigasi dan adaptasi berguna untuk menekan sekecil mungkin dampak negatif dari perubahan iklim. setidaknya langkah kecil dari kita dapat menekan dampak perubahan iklim. saatnya kita generasi muda turut ambil bagian dalam menjadi penggerak aktif dalam pengendalian perubahan iklim, karena kita hanya memiliki satu bumi. Jika kita sebagai kaum muda masih diam dan abai lantas siapa lagi yang akan menjaga bumi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Lahay, Rakhmat Jaya dkk. “Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat Melalui Pendekatan Ekosistem di Desa Ilodulunga Kabupaten Gorontalo Utara”. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 7 No.2, (2020):170-178

Habibah, Maufidah Nazilatul. “Pengorganisasian Masyarakat Dalam Upaya Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim di Desa Kalikatir Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto”. Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2021

SIARAN PERS Nomor: SP.341/HUMAS/PP/HMS.3/10/2021. “Peran Penting Generasi Muda Dalam Agenda Perubahan Iklim”. ppid.menlhk.go.id. Diakses pada 7 Oktober 2021. ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/6214/peran-penting-generasi-muda-dalam agenda-perubahan-iklim

SIARAN PERS Nomor: SP.357/HUMAS/PP/HMS.3/10/2021. “saatnya Generasi Muda Tunjukan Peran Penting dan Aksi Nyata dalam Pengendalian Perubahan iklim”. www,menlhk.go.id. Diakses pada 19 Oktober 2021. www.menlhk.go.id/site/single_post/4481/saatnya-generasi-muda-tunjukkan-peran-penting-dan-aksi-nyata-dalam-pengendalian-perubahan-iklim

Yurika. “Pengendalian Perubahan Iklim Butuh Dukungan Generasi Muda”. www.dunia-energi.com. Diakses pada Selasa,7 Juni 2022. www.dunia-energi.com/pengendalian-perubahan-iklim-butuh-dukungan-generasi-muda/

Diposaptono, Subandono dkk. “Mitigasi dan Adaptasi Kunci Menghadapi Perubahan Iklim”. kkp.go.id. Diakses pada 07 April 2020. Kkp.go.id/djprl/artikel/18544-mitigasi-dan-adaptasi-kunci-menghadapi-perubahan-iklim

Pratama, Sandy Indra. “Pesisir dan Pulau Kecil dalam Ancaman Perubahan Iklim”. betahita.id. Diakses pada Rabu, 30 Maret 2022. Betahita.id/news/detail/7351/pesisir-dan-pulau-kecil-dalam-ancaman-perubahan-iklim.html.html

__________. “Pesisir utara jawa darurat tenggelam, dampak perubahan iklim semakin nyata”. www.ekuatorial.com. Diakses pada 22 September 2021. www.ekuatorial.com/2021/09/pesisir-utara-jawa-darurat-tenggelam-dampak-perubahan-iklim-semakin-nyata/

Rizaty, Monavia Ayu. “NASA: Suhu Permukaan Bumi Naik 0,85oC pada 2021”. databoks.katadata.co.id. Diakses pada 09 Juni 2022. Databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/09/nasa-suhu-permukaan-bumi-naik085-c-pada-2021 __________. “Knowledge Centre Perubahan Iklim”, ditjenppi.menlhk.go.id. Diakses pada 2017. Ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/aksi/mitigasi/implementasi/10 tentang/18-mitigasi

File PDF

Tinggalkan Balasan