Dalam rangka mendorong terwujudnya Transformasi Perpusatakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang di apresiasi oleh pemerintah dan mengacu pada Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dan Perda Nomor 6 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perpustakaan, Dinas Perpustakaan dan kearsipan menyelenggarakan Bimbingan Teknis TPBIS bagi pengelola perpustakaan di Kabupaten Lebak.
Garda Cendekia merupakan salah satu perpustakaan penerima TPBIS yang ikut serta mengikuti bimbingan teknis guna meningkatkan penyelenggaraan perpustakaan yang lebih baik. Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Selasa, 15 November 2022 yang berlokasi di Hotel Bumi Katineung dengan di ikuti oleh 24 peserta dari 19 desa di Kabupaten Lebak yang merupakan pengola TBM setiap desanya.
Pada kegiatan tersebut ada beberapa rangkaian acara yaitu diawali dengan sambutan yang disampaikan oleh ketua FTBM Kabupaten Lebak yaitu Sidiq Nulhaq, M.Pd., Pada kesempatan ini beliau menyampaikan bahwa beliau merasa sangat bahagia bisa hadir di acara kali ini yaitu bisa bertemu dengan Bapak, Ibu, dan teman–teman semua sebagai pengurus TBM, walaupun sebenarnya sawah saya ada di Jakarta, namun karna beban moral yang saya pegang sehingga saya dapat hadir di acara kali ini.
Sambutan selanjutnya yaitu disampaikan olej Kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lebak yaitu Drs. Robert Chandra, MPP., beliau berkata kepada para peserta TPBIS untuk mengikuti rangkaian acara dengan baik karna ini untuk penerapan TPBIS di setiap TBM yang ada, selain itu pada kesempatan ini juga di langsungkan dengan penyerahan 1 unit computer kepada 2 TBM yang menerima secara simbolis.
Memasuki acara yang selanjutnya yaitu materi tentang Kebijakan Pemerintah Kabupaten Lebak tentang perpustakaan yang di bawakan oleh Kepala Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten Lebak, dalam penyampaiannya beliau mengatakan“ walau pun perpustakaan ini umum untuk semua masyarakat tapi jika ini mengarah pada 1 warna, ya sebut saja1 partai politik kami tidak akan mengijinkannya, namun jika itu dilakukan oleh beberapa warna misal di pakai oleh organisasi kemahasiswaan seperti PMII, KAMI dan yang lainnya kami memperbolehkannya.” Lanjut ucap beliau “ Adapun untuk kebijakan itu adalah HAK bagia setiap TBM, karna itu sudah di luar tanggung jawab atau wewenang saya lagi.”
Masuk pada materi selanjutnya terkait pengayaan TPBIS yang di bawakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi banten yang di bawakan oleh Ibu Annisa, beliau menjelaskan terkait perpustakaan, bahwa sekarang perpustakaan bukan hanya untuk membaca saja, namun perpustkaan menjadi tempat informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, melakukan kegiatan seperti perlombaan tradisional ataupun menjadi tempat UKM bagi masyarakat. Karna untuk mengikuti TPBIS ini. beliau juga menjelaskan secara tidak langsung GARDA CENDEKIA sudah melakukan apa yang di maksud TPBIS ini, salasatunya sudah menghasilkan bebrapa produk, seperti VCO, tas etnik, pisang sale dan beberapa yang lainnya.
Salasatu peserta dari TBM pun sangat heran terkait relawan yang dimiliki oleh Garda Cendekia yang begitu banyak, sehingga banyak TBM yang sangat termotivasi terhadap Garda Cendekia, karna walaupun Garda Cendekia baru muncul tapi melihat Kinerjanya yang sangat melesat, sehingga tak heran Bu Anisa pun berkata bahwa bisa di lihat atau di contoh terkait TBM untuk membuat TPBIS ini dapat sukses di lakukan oleh masing masing TPBIS.
Penulis: Khairul Fazri (Dirjen Olahraga Garda Cendekia)