Cerita Legenda Danau Raden Meme Karya Edi Apriandi (Pengurus Garda Cendekia Kementerian Kominfo)
LEGENDA DANAU RADEN MEME
Dahulu kala terdapat sebuah kerajaan di hutan belantara, tak jauh dari mata air dan tebing yang sering disebut dengan Curug Kanteh. Kerajaan itu sangat tentram dan damai. Raja dan ratu memiliki dua orang anak bernama Raden Meme dan Nyi sarongge. Keluarga mereka hidup dengan harmonis. Raden Meme adalah seorang pria tampan yang gagah dan juga memiliki kesaktian yang luar biasa. Sedangkan adiknya Nyi Sarongge memiliki sifat iri dan sangat terobsesi terhadap kekuatan juga kekuasaan.
Pada suatu hari Nyi Sarongge pergi meninggalkan kerajaan selama beberapa bulan dengan niatan mencari guru untuk mendapatkan kesaktian. Nyi Sarongge berpikir jika dia menjadi sakti, dia dapat menguasai seluruh kerajaan Nyurug Ageng. Berbeda dengan Raden Meme yang bahkan tidak memikirkan jika suatu hari nanti kerajaan itu akan diturunkan kepadanya. Raden Meme sangat hobi sekali memburu ,jadi setiap sore dirinya pergi ke hutan untuk memburu seekor kancil untuk ia makan dan bermalam di sebuah batu yang menurut nya lebih nyaman dari tempat tidur seorang anak raja Sungguh heran rasanya ada batu yang lebih nyaman daripada tempat tidur anak seorang raja…? Hampir setiap malam Raden Meme tidak ada di kerajaan karena hobinya itu . Di saat matahari terbit Raden Meme pulang ke kerajaan nya.
Raden Meme diperintahkan ayahnya untuk menghadap kepadanya. Ternyata Raja menitipkan sebuah tongkat saktinya kepada Raden Meme.
“Raden jagalah tongkat ini dan pergunakanlah tongkat ini dengan sebaik baik nya” pesan sang raja kepada Raden Meme.
“Tongkat apa ini ayah..? “ dengan rasa bingung dan penasaran Raden Meme pun bertanya.
“Carilah guru supaya kau tau apa gunanya tongkat ini.” Dengan tegas raja pun memerintahkan Raden meme pergi mengembara untuk mencari seorang guru
“Baiklah ayah “
Tak lama Raden Meme pun pergi dari kerajaan itu dan langsung mengembara. Dia melewati jalan yang sangat curam. Dengan hati-hati Raden Meme melewati semua rintangan yang ada di hutan itu. Sesudah lumayan berjalan jauh dari hutan, Raden Meme kemudian meneruskan perjalanannya menuju sebuah bukit. Setelah lama mendaki bukit, Raden Meme tiba-tiba merasa perutnya kesakitan. Raden pun berhenti dan berteduh di bawah pohon sejenak. Saat beristirahat perutnya semakin terasa sakit. Kemudian seorang kakek tua menghampirinya. Ajaib, tiba-tiba perutnya tidak merasakan sakit lagi setelah kedatangan kakek tua itu.
“Maafkan saya raden, saya adalah siluman penjaga hutan ini. Saya yang membuat raden sakit perut seperti ini. Jadi maafkan saya Raden Meme..” Dengan wajah memelas kakek itu meminta maaf.
Raden merasa heran dan bingung “Dari mana kakek tahu namaku..?” Tanya raden dengan penasaran kepada kakek tua itu.
“Saya mengenali tongkat yang dibawa Raden, itu adalah tongkat sakti yang tidak bisa ditandingi oleh siapapun. Tongkat itu akan memilih pemiliknya sendiri, jika tongkat itu berada ditangan pemilik yang salah maka tongkat itu akan membunuh pemiliknya sendiri,Terakhir saya tahu tongkat itu milik teman saya yang menjadi seorang raja.”
Raden Meme menjadi paham bahwa tongkat itu adalah tongkat yang tidak biasa. Kemudian ia meminta sang kakek untuk menjadi gurunya, karena sang kakek tau jika dia adalah seorang anak sahabatnya maka ia bersedia membantu Raden untuk belajar ilmu beladiri. Raden pun belajar selama beberapa bulan dengan sang kakek.
Setelah beberapa bulan raden belajar ilmu beladiri dengan sang kakek, Raden pun pulang ke kerajaan. Saat kembali ke kerajaan ternyata ibu Raden Meme sudah meninggal dan sang Raja sedang jatuh sakit. Raden Meme merasa sedih dan menyesal saat ibunya meninggal dia tak berada disisinya.
Raden Meme duduk di samping Raja yang sedang terbaring lemah. ”Putraku mungkin aku sudah tak berdaya lagi, aku ingin kamu menjadi penerusku. Jaga kerajaan ini dengan baik. Jangan biarkan kerajaan ini jatuh kepada siapapun, meskipun adikmu sendiri. Jadilah raja yang bijaksana dan adil. Jangan ceroboh dalam mengambil keputusan, berpikirlah sebelum bertindak.” Dengan nada yang lemah dan nafas yang pendek Raja pun menyerahkan tahtanya kepada Raden Meme. Tak lama kemudian Raja pun meninggal.
Seminggu setelah kematian sang raja Nyi Sarongge mendatangi kerajaan, dia menemui Raden Meme dan dia meminta tongkat sakti, harta dan tahta kerajaan dari Raden Meme. “Kakanda, aku adalah adikmu. Sudah sepatutnya kamu menuruti apa yang aku inginkan. Jujur saja aku ingin memiliki tongkat sakti dan menjadi pemimpin kerajaan.” Nyi Sarongge merajuk Raden Meme.
“Adikku, kamu tahu aku sangat menyayangimu. Sedari dulu apapun yang kamu inginkan selalu aku turuti. Untuk keinginanmu kali ini aku tidak bisa memenuhinya. Ayah telah berpesan agar aku yang menjaga kerajaan setelah ia meninggal” Jawab Raden Meme kepada adiknya.
Nyi Sarongge menjadi kesal, tetapi dia berusaha keras untuk menyembunyikan kekesalannya. “Baiklah, jika aku tidak bisa memimpin kerajaan bolehkah aku memiliki tongkat sakti?” Tanya Nyi Sarongge.
“Jika kamu sangat menginginkan tongkat ini, kamu boleh memilikinya” Raden Meme pun memberikan tongkat itu secara cuma-cuma, saat tongkat itu sudah berada di genggaman Nyi Sarongge tongkat itu berubah menjadi bara api yang sangat-sangat panas, sehingga Nyi sarongge melemparkan bara api itu kedepan Raden meme, setelah beberapa detik tak lama bara api itu berubah menjadi tongkat biasa lagi
“Sudah kau apakan tongkat itu kakanda..!!? Kau ingin membunuhku..?” dengan penuh amarah Nyi Sarongge mengunduh Raden Meme akan membunuhnya secara Cuma-cuma
Setelah itu peperangan antara Raden Meme dan Nyi Sarongge tidak bisa dihindari. Para prajurit seketika memenuhi ruangan dan melawan Nyi Sarongge. Pertarungan antara Raden Meme dan Nyi Sarongge terjadi sangat sengit yang kemudian hanya menyisakan Nyi Sarongge dan Raden Meme. Raden Meme menggiring Nyi Sarongge untuk meneruskan perkelahian ke hutan curug kanteh.
Nyi sarongge dan Raden pun bertarung di sana. saat peperangan yang sengit itu berlangsung tak lama keluar lah naga yang besar , naga itu berasal dari batu yang berada di atas curug kanteh penunggu kerajaan Raden Meme. Naga itu pun langsung menyerang Nyi Sarongge, tetapi karena nyi sarongge itu sangat sakti ,Nyi sarongge tetap bisa mengalahkan sang naga itu dengan ilmu hitam yang ia kuasai, sehingga naga itu pun terpental ke tempat yang tak jauh dari batu yang sering ditiduri oleh Raden Meme dan menghancurkan sebuah kerajaan Nurug Ageng. Karena Raden Meme dan Nyi sarongge sangat sakti akhirnya mereka pun adu kesaktian dengan jurus juga ilmu yang mereka kuasai, kekuatan dahsyat pun terjadi di sana dan menghancurkan sebuah batu besar yang tepat sekali di bawah mata air curug kanteh sehingga mata air itu mengeluarkan air yang sangat dahsyat dan deras yang membanjiri hutan belantara itu. Karena kekuatan tongkat yang dimiliki Raden Meme sangat sakti akhirnya Nyi Sarongge pun kalah dan mati.
Setelah peperangan itu berakhir Raden Meme pun menyesalinya, karena telah membunuh adik nya sendiri, tak lama raden meme menoleh kan pandangan nya ke air yang semakin lama semakin deras dan membanjiri semua kawasan hutan belantara itu. dengan kemurahan hatinya Raden Meme pun berfikir jika air itu dibiarkan semakin besar maka hewan hewan kecil yang berada di hutan itu akan terseret oleh air yang sangat deras. Raden Meme pun ingat bahwa waktu kecil ibunya pernah memberi tahu nya jika ia menaburkan tiga butir batu yang bulat maka air suci itu akan mengecil kembali, Tak lama Raden Meme mencari ia pun menemukan tiga butiran batu yang bulat dan membawanya kecebuar air yang mengalir begitu deras. Disaat dia akan melemparkan batu itu dia pun terpeleset dan hanyut terbawa arus air yang sangat deras. Dan air itu pun mengalir sangat jauh yang sekarang mengairi Desa Cikatomas.