Review buku : “Balada si Roy (Joe)”
Karya : (Gol A Gong)
Oleh :Andini Zeni Fristiantry
(Dirjen Publikasi Informasi Kementerian Komunikasi dan Informasi Gerakan Muda Cendekia)
Ini kisah tentang anak muda bernama Roy di kota kecil di karesidenan Banten,91 km barat Jakarta. Pemuda tujuh belas tahun sebagai perwakilan sikap hidup remaja masa itu. Hidup, petualangan, dan cerita cintanya penuh tantangan dan dekadensi moral. Kisahnya dimulai tahun 1984, dimana rezim Orde baru sangat antikritik.
Roy anak muda pindahan dari Bandung dan pagi ini dia memulai hari sekolahnya di Banten,sambil mengayuh sepeda balap pelan-pelan, menikmati puisi pagi di kampung halaman ibunya, headphone terpasang di telinga tersambung walkman yang menggantung di ikat pinggang. Celananya bukan celana seragam abu-abu,tapi blue jeans Levi’s lecek sehingga menyerupai abu-abu. Kemeja putihnya dibiarkan terbuka,sehingga kaus tipis putih jadi lukisan kuat dengan kalung dog tag menggantung di lehernya.
Ditemani Joe, anjing herder kesayangan nya yang melompat-lompat menyalak kegirangan. Bukunya cokelat kehitam-hitaman mengilat. Gerak geriknya melindungi majikannya dari marabahaya. Ketika tiba di sekolah,dia berhenti. Melihat ada empat koboi sombong dan angkuh nangkring dengan Hardtop. Di bodi mobilnya itu tertulis huruf-huruf besar. Borsalino. Mengidentifikasikan anak muda yang sudah terbuka untuk menerima informasi baru. 2 IPS 2 kelas baru Roy,disambut hangat oleh murid-murid yg ada dikelas itu. Hari pertama sekolah ia mendapat kan musibah ketika di perjalanan pulang Hardtop Borsalino sengajaa menyerempet Roy. Karena gadis yg Roy temui pagi tadi diskolah itu incaran Dullah ketua borsalino.
Roy merasa bahwa kali ini dirinya jatuh cinta. Biasanya dia tidak pernah merasakan cinta, sekedar menyalurkan dendam saja atas apa yang dia alami selagi kecil,saat dihina saudara perempuan nya. Tapi gadis yang satu tahun di aatasnya memenuhi segala persyaratan untuk jadi pacar. Sempurna. Di Bandung dia sering bergonta-ganti pacar. Tapi belum pernah dia menemukan gadis yang tadi dilihatnya di sekolah baru. Roy belum tahu namanya.
Roy adalah anak yatim ayahnya tewas hendak mendaki gunung Kerinci di Sumatera sendirian. Kang Soleh sahabat ayahnya Roy memberitahu ibunya Roy atas kejadian yang di alami suaminya. Tim SAR menemukan kertas di saku jaket Ayahnya Roy. Yang berisi “Roy, herder itu Papa beri nama Joe. Joe adalah pengganti Papa. Jadilah lelaki. Jaga mamamu!
Di rumah Tua mungil yg berdiri di Tengah kebun. Roy langsung suka. Terutama ketika ada paviliun yang difungsikan ibunya untuk perpuu; ayahnya meninggalkan harta Karun ribuan buku. Dia langsung menulis puisi,cerpen,dan pada malam pertama menghuni rumah tua ini dengan mesin tik yang biasa digunakan Papanya. Saat di Bandung Roy menulis beberapa puisi dan pernah dimuat di Pikiran Rakyat. Diulah Pak Saini K.M.
Wiwik teman sekelas Roy yang pernah di kunjungi ketika malam minggunya oleh Roy,cinta satu malam itu membuat Wiwik menanyakan kepastian kepada Roy. Tapi tetap Roy hanya jatuh cinta kepada Dewi Venus. Ya Dewi Venus yang membuat sebab anjing herdernya Roy meninggal di laut akibat ulah borsalino yang cemburu dengan kedekatan Roy bersama Dewi Venus waktu itu di pantai,herder kesayangan nya pun di bunuh di pantai Anyer ketika akan menyelamatkan majikannya Roy yg di kerepuk oleh borsalino.
Roy menjauhi Dewi Venus. Roy juga menjaga jarak dengan borsalino. Dengan cara begitu,dia meredam amarahnya. Dia lebih asyik tenggelam bersama Andi dan Toni. Sekolah pun sesuka hati saja. Mereka bermarkas di rumah Andi yang besar,terbang bersama wangi daun surga dan tenggelam ke dasar samudra bersama air api.Mereka membuat geng-RAT- untuk menggelorakan gejolak darah muda mereka.
Roy sudah seminggu tidak bersekolah. Dia menggelandang dan gentayangan sesuka hati. Dia mengaku,baginya kehilangan Joe seperti kehilangan untuk yang kedua kali. Tapi sejak kedatangan Ani(Dewi Venus) kerumah untuk meminta maaf dan mengatakan dirinya pengecut, Roy menyudahi kesedihannya.
Roy menerima tantangan yg diberikan Dullah untuk duel. Tepatnya di Banteng Girang. Tradisi lelaki sore itu usai sudah. Roy merasa seluruh tulangnya nyeri dan linu. Dullah sendirii terhuyung-huyung menahan nyeri di selangkangannya. Wajahnya bengap dan bibirnya berdarah.
Pesta duren malam itu Roy dan si tomboi-dewi puspa- mereka bercerita banyak seperti sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Mereka berbicara apa saja: sastra,musik,dan sejarah. Tentang penyair Chairil Anwar yang mau hidup seribu tahun lagi,kematian John Lennon, dan keunikan-keunikan kota ini.Roy memandang ke arah lain. Matanya murung lagi melihat Dewi Venus bersama cowo yang hendak membeli duren. Si tomboi kesel karena dia merasa tidak di hargai atas kehadirannya dan coba berbicara kepada Roy,seperti orang yg sedang cemburu. Roy pun meminta maaf. Perpisahan Roy dan si tomboi,karena si tomboi harus ikut dengan papahnya yang diberi kepercayaan membuka cabang di Ambon.
Si tomboi mengungkapkan perasaan nya bahwa dia mencintai Roy. Roy hanya mendengarkan sajaa dia hanya belum percaya dengan yang namanya cinta. Itu yang bisa Roy jawab.
Roy mendapatkan kabar dari Bi iyoh. Atas kejadian Andi dan toni. Meraka mengalami kecelakaan yang menyebabkan Andi tewas di tempat. Kepalanya pecah. Sedangkan Toni di rawat di RSCM, Jakarta. Shock berat begitu menyadari kaki kirinya diamputasi dan Andi tewas. Dia merasa sudah membunuh sahabatnya.
Ibunya membawa Roy ke dokter karena keanehan dari Roy. Obat dari dokter tidak mempan dan ibunya pun membawa Roy ke uwak Akbar. Dan bersama membawa Roy ke kyai Banten Selatan. Ketika Roy meminum air dari kyai jiwa Roy menggigil. Dan terdapat ijuk sapu lidi di keningnya Roy. Ya Roy di santet oleh Wiwik. Atas patah hati yang Wiwik terima dari Roy. Dan setelah kejadian itu Roy pun meminta maaf pada Wiwik. Tapi Wiwik merasa malu karena Roy sudah mengetahui perbuatannya.
Roy di ajak geng rose untuk membantu misinya yaitu mengadakan lomba lukis tingkat SD dan TK. Acaranya berjalan lancar para anak-anak dan ibu-ibunya antusias mengikuti acara tersebut.
Roy menjual benda- benda warisan ayahnya dan di belikan ke motor KE yang tersisa hanya mesin tik saja,ibunya kesal atas apa yang Roy lakukan.
Setelah peristiwa kematian Joe,dia di terseret ke lembah narkoba. Ganja dan obat terlarang meracuni tubuhnya. Roy di skors selama seminggu di sekolahnya.
Roy sekrang bergabung dengan anak STM Roni dan Mumu dan mencetuskan nama geng-RM. Sekolah mereka hancur-hancuran. Bagi mereka, sekolh hanya pengisi waktu. Selebihnya,di jalanan.
Roy memberitahu ibunya bahwa ia ingin berhenti sekolah karena baginya sekrang percuma saja di lanjutkan,tahun depan dia akan memulai nya lagi,dan akan traveling ke pulau Jawa. Roy pun meminta doa dan restu dari ibunya. Sebelum berangkat traveling Roy menjual motornya untuk biaya dia selama traveling, berpamitan kepada Dewi Venus dan balapan dengan borsalino. Dulah mengaku kalah. Dan ia meminta maaf atas matinya Joe. Roy melemparkan amarahnya ke laut dengan tendangan pasir. Roy menepuk bahu Dullah,ia memaafkannya karena itu sudah menjadi takdir,Roy pun merangkul sobat barunya.
Roy, tokoh dalam balada si Roy memang kisah tentang anak SMA. Namun,sebagai sebuah cerita, ia justru jauh dai kesan ABG apalagi cengesan. Ia nyastra,tetapi tidak berat. Ia mudah diikuti,namun tetap berisi. Roy teman-temannya,dan segudang cerita di dalamnya justru bukan sosok ideal. Mereka bahkan jauh dari kata sempurna. Sebaliknya: BSR menyodorkan realita yang mudah ditemui pada orang kebanyakan.
Roy sendiri justru bandel. Sekolah nya selalu tak beres. Hobinya nongkrong atau menggombali cewek-cewek dengan kedipan mata. Cintanya nyaris selalu terlunta-lunta. Pada saat tertentu,ia malah akrab dengan perkelahian,obat laknat, alkohol,juga hadis. Tetapi Roy bukan manusia licik,tak pernah menipu,dan sellau patuh pada mamanya. Ia tetap punya sikap dan adab. Meski kadang kerap salah jalan,sejatinya nilai-nilai kebenaran, keberanian dan kemanusiaan hampir selalu hadir dalam cara berpikir dan tindakannya. Bukankah memang seperti itu potret remaja kebanyakan? Bisa salah jalan,bisa pula insaf lantas memperbaiki kesalahan.