
Gerakan muda cendekia kembali melaksanakan kegiatan simposium ke – 24 yang di laksanakan secara daring pada Jum’at (27/08/2021) melalui group WhatsApp. Simposium ini berlangsung dengan lancar dan meriah berkat dukungan dari peserta simpoisum, para anggota garda cendekia serta pemuda pemudi pecinta literasi.
Simposium di moderator oleh saudara Jamil firdaus (Anggota garda cendekia) yang sekaligus membuka acara kemudian pemaparan materi secara langsung oleh Ervin Mardiana (expatriate Indonesia di Australia). Acara ini di mulai pada pukul 19.00 WIB yang diawali dengan pemaparan materi berupa tulisan cantik. Adapun tema yang diambil adalah “Perbedaan penanganan covid-19 di Negara Maju (Australia) dan Indonesia” . Selama acara berlangsung terjadi percakapan yang begitu menarik antara pemateri, moderator dan peserta.
Tidak lupa moderator memperkenalkan pemateri yang langsung memberikan teks singkat berupa isi dari materi yang akan dijelaskan “Seperti yang Saudara ketahui, Australia menerapkan sistem monarki konstitusional dengan bentuk negara federasi. Di beberapa hal, parlemen negara bagian tunduk pada kesepakatan federal, namun penanganan pandemi sejatinya merupakan tanggungjawab masing-masing negara bagian.
Berhubung saya tinggal di negara bagian Western Australia (ber-ibukota Perth), maka perlu digaris bawahi bahwa informasi yang akan saya sampaikan di bawah sepenuhnya tentang Western Australia. Mengingat, saya tidak memiliki pengetahuan lebih mengenai negara bagian yang lain.” Tulis Ervin Mardiana.
Selama diskusi berlangsung, begitu banyak peserta yang antusias dalam menanggapi pemaparan Ervin, diantaranya ada saudari Aas Dwi N.A, ia berkata “menurut pandangan kk kenapa di Indonesia kasus covid ini belum berhenti ketimbang dengan di australia yang bisa normal kembali tanpa harus memakai masker sekalipun, apakah australia menggunakan trik tersendiri agar kasus covid itu menghilang dan bisa kembali normal ? apakah Indonesia mampu meniru hal yg dilakukan australia dalam penanganan covid ini ?”.
Sidiq Nulhaq, selaku Ketua Umum Gerakan Muda Cendekia memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh panitia pelaksana kegiatan simposium tersebut. Kegiatan ini digagas oleh salah satu kementrian di Garda Cendikia yakni kementrian PSDO. Selain acaranya yang menarik kegiatan tersebut juga akan dilaksanakan secara berkala karena sudah menjadi program kerja dari kementrian PSDO.
Setelah moderator membuka beberapa sesi tanya jawab, ia pun memperkenankan pemateri untuk menjawab pertanyaan dari saudari Aas tersebut.
Ervin menjawab “Ngomong-ngomong, jangan salah ya, kasus Covid-19 masih tinggi sekali di Sidney (New South Wales) dan Melbourne (Victoria). Menurutku, dikarenakan pemerintah yang kurang ketat dalam memberlakukan peraturan. Pasalnya, di Melbourne saja, orang-ornag yang terdeteksi positif ada yang masih bisa berkeliaran. Aku lanjut pakai voice note, ya” Ujarnya dalam tulisan di group WhatsApp.
Setelah terjadi perbincangan yang hangat selama kurang lebih satu jam, pemateri kemudian mengucapkan rasa syukur serta ucapan terimakasihnya kepada semua partisipan yang telah bergabung dalam acara tersebut. “Terima kasih banyak atas keramahtamahan, perhatian dan partisipasinya. Aku cuma ingin bilang, jaga kesehatan sebaik mungkin, berpikir positif, dan percaya diri. Di situasi yang tidak menyenangkan ini, mari kita ciptakan bahagia sendiri.
Thanks for having me.
Tuhan memberkati teman-teman semua. ” Ucapnya.
Diakhir moderator kemudian menutup acara tersebut sambil mengucapkan rasa terimakasihnya kepada semua pihak yang telah membantu mensukseskan acara simposium tersebut.
Penulis : Rohman (Pengurus Pengembangan Sumberdaya Organisasi Gerakan Muda Cendekia)