Kemajuan yang sangat pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mampu memberikan manfaat yang positif di berbagai bidang. Kemajuan yang paling menonjol dalam perkembangan TIK dan akan memasuki era penting dalam kehidupan sehari- hari adalah di bidang multimedia dengan upaya mengkonvergensikan audio dan video menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Hal ini dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini didasari oleh apa yang mereka lihat, dengar, atau pun alami. Media audio visual dapat memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik, pesan lebih cepat ditangkap dan mudah diingat, dan dapat diputar berulang-ulang untuk menambah kejelasan sehingga meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran.
Oleh karena itu dalam rangkaian kegiatan Kampung Literasi yang dilaksanakan oleh Gerakan Muda Cendekia di Kasepuhan Neglasari, dilaksanakan kegiatan nonton bareng film edukasi, dalam upaya membuka wawasan baru bagi anak melalui audio visual dalam bentuk film.
Film yang ditayangkan adalah Laskar Pelangi. Laskar Pelangi menceritakan kisah anak-anak dari Desa Belitung yang dikategorikan sebagai anak-anak miskin di Belitung. Anak-anak tersebut tidak berhenti berusaha untuk memperbaiki masa depan mereka. Sebagai film yang mengangkat cerita tentang pendidikan, Laskar Pelangi bukan hanya menghadirkan potret pendidikan di desa, melainkan kisah persahabatan yang sangat erat dan kaya akan makna. Suasana senang dan sedih sangat terasa, ketika Lintang berhasil memenangkan lomba cerdas cermat, tetapi dalam waktu yang sama ia memutuskan untuk berhenti sekolah.
Kegiatan nonton bareng film edukasi dimulai setelah isya, peserta merupakan anak-anak desa yang berkumpul selepas mengaji. Dalam kegiatan ini anak-anak dibimbing ketika menonton film, di tengah-tengah film akan di jeda dan dijelaskan pesan-pesan yang dapat diambil dalam film tersebut. Anak-anak sangat aktif bertanya ketika mereka tidak memahami apa yang ada dalam film tersebut, dengan pembawaan khas anak-anak yang polos dan lucu, bahkan salah satu anak bertanya mengapa di dalam film laskar pelangi sekolahnya begitu jelek dan tidak memakai pakaian seragam bahkan tidak menggunakan sepatu, pertanyaan-pertanyaan tersebut terlempar begitu saja dengan polosnya, sebagai pembimbing salah satu panitia dari garda cendekia menjelaskan perihal pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Selepas film selesai dilanjutkan dengan permainan sederhana seperti menebak tokoh-tokoh dalam film laskar pelangi. Anak-anak sangat antusias, bahkan beberapa anak mengusulkan beberapa film seperti upin dan ipin, nusa, dan yang lainnya untuk dilaksanakan nonton bareng selanjutnya.